MAKALAH ULUMUL QUR’AN
( I’JAZUL QUR’AN )
Pembimbing : H. Syafrudin Edi W.,M.Ag
Disusun oleh :
Kelompok 9
1. Muhammad Ni’amullah
2. Zakki Fijar Firmansyah
3. Fadilatul Mahmudah
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
Jl. Jumat Mangli No. 94 Jember
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karuniaNya kepada kami sehinnga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah ini berisikan tentang pengertian mu’jizat, macam macamnya, aspek aspek dan segi kemu’jizatan di dalam Alqur’an. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan lebih luas kepada kita semua tentang mu’jizat Alqur’an.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Akhir kata , kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah meridhoi segala usaha kita . Amien.
Jember, 17 September 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.................................................................................................
i
KATA
PENGANTAR..............................................................................................
ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................
iii
BAB
I
PENDAHULUAN................................................................................
iv
A. Latar Belakang .........................................................................................................iv
B. Rumusan
Masalah.....................................................................................................iv
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................iv
BAB
II
PEMBAHASAN...................................................................................
1
1. Pengertian
Mukjizat....................................................................................................1
2. Pendapat para ulama’ tentang
mu’jizat Alqur’an.......................................................3
3. macam macam mu’jizat dan segi
kemu’jizatannya.....................................................4
BAB
III
PENUTUP................................................................................................7
Kesimpulan.......................................................................................................................7
DAFTAR
PUSTAKA .................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pembicaraan
tentang kemukjizatan alqur’an juga merupakan satu macam mukjizat tersendiri
,yang di dalamnya para penyelidik tidak bisa mencapai rahasia satu sisi
daripadanya sampai ia mendapatkan di balik sisi itu sisi sisi lain yang
akan disingkapkan rahasia
kemukjizatannya oleh zaman. Demikianlah persis sebagaimana yang dikatakan oleh
Ar rafi’i : “ betapa serupa(bentuk pembicaraan ) alqur’an dalam susunan
kemukjizatannya dan kemukjizatan susunannya dengan alam,yang dikerumuni oleh
para ulama’ dari segala arah serta diliputi dari segala sisinya. Segala sisi itu
mereka jadikan obyek kajian dan penyelidikan, namun bagi mereka ia senantiasa
tetap menjadi mahluk baru dan tempat tujuan yang jauh.
Allah tidak akan melantarkan mahluknya
tanpa memberikan kapadanya sepercik wahyu yang membimbingnya ke jalan petunjuk.
Namun watak manusia yang angkuh terkadang menolak untuk tunduk kepada manusia
lain yang lebih tinggi dan berada di atas kemampuannya sendiri. Oleh karena itu
rasul rasul Allah selain di beri wahyu mereka juga di beri sebuah “mu’jizat”
yang dapat menegakkan hujjah atas manusia sehingga mereka mengakui kelemahannya
di hadapan mukjizat tersebut. Terutama mukjizat yang terdapat dalam alqur’an ,
tidak ada seorang pun yang menandinginya walaupun satu ayat. Demikianlah Allah menetukan
keabadian mukjizat islam sehingga kemampuan manusia menjadi tak berdaya
menandinginya.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa pengertian mu;jizat ?
2. Bagaimana pendapat para ulama’ tentang
mukjizat ?
3. Apa saja macam macam mu’jizat dan segi
segi kemu’jizatannya ?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk
mengetahui seluk beluk mukjizat Alqur’an.
2. Untuk
menambah pengetahuan dan wawasan khususnya di bidang ulumul Qur’an.
iv
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
mu’jizat
Mu’jizat berasal dari kata “ i’jaz”
yang artinya melemahkan. Apabila kemu’jizatan telah terbukti maka nampaklah
kemampuan mu’jiz(sesuatu yang melemahkan). Yang di maksud i’jaz dalam
pembahasan ini ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai
seorang rasuldengan menampakkan kelemahan orang arab untuk menghadapi mu’jizatnya
yang abadi yaitu Alqur’an. Mu’jizat juga berarti sesuatu yang luar biasa yang
disertai tantangan dan selamat dari perlawanan.
Kata I’jaz dalam bahasa Arab
berarti menganggap lemah kepada orang lain. Sebagimana Allah berfirman:
(المائدة: 31)أَعْجَزَتُ أَنْ أَكُوْنَ مِثْلَ
هَذَاالْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْءَةَ أَخِيْ “…Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti
burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini” (QS. Al Maidah (5): 31)
Alqur’anul karim digunakan nabi untuk
menantang orang orang arab namun mereka tidak sanggup menghadapinya,padahal
mereka sedemikian tinggi tingkat fasafah dan balaghohnya. Hal ini tiada lain
karena Alqur’an adalah mu’jizat.
Rasulullah telah meminta orang arab
menandingi Qur’an dalam 3 tahapan:
a.
Menantang mereka dengan
seluruh Qur’an dalam uslub umum yang meliputi oarng arab sendiri dan orang
lain, dalam firmannya:
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ
وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ
بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
“katakanlah:sesungguhnya
jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Qur’an ini,niscaya mereka tidak akan
dapat membuat yang serupa dengannya,sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi
sebagian yang lain.” (Al isra’:88).
b.
Menantang mereka dengan
sepuluh surat dari Qur’an,dalam firmannya:
أَمْ
يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ
وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
1
“ataukah
mereka mengatakan : Muhammad telah membuat qur’an itu. Katakanlah jika demikian
maka datangkanlah sepuluh surat yang dibuat buat yang menyamainya
dan
panggilah orang orang yang kamu sanggup selain Allah jika kamu memang orang orang yanng
benar......................(Hud:13-14).
c.
Menantang mereka dengan
satu surah saja dari alqur’an ,dalam firmannya:
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ
فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ
إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“atau
patutkah mereka mengatakan ,Muhammad membuat buatnya . katakanlah (kalau
benar apa yang kamu katakan ),cobalah datangkan sebuah surah seumpamanya.”
(Yunus:38).
Unsur-unsur mukjizat, sebagaimana dijelaskan oleh
Quraish Shihab, adalah:
1. Hal atau peristiwa yang luar
biasa
Peristiwa-peristiwa
alam, yang terlihat sehari-hari, walaupun menakjubkan, tidak dinamai mukjizat.
Hal ini karena peristiwa tersebut merupakan suatu yang biasa. Yang dimaksud
dengan “luar biasa” adalah sesuatu yang berbeda di luar jangkauan sebab akibat
yang hukum-hukumnya diketahui secara umum. Demikian pula dengan hipnotis dan
sihir, misalnya sekilas tampak ajaib atau luar biasa, karena dapat dipelajari,
tidak termasuk dalam pengertian “luar biasa” dalam definisi di atas.
2. Terjadi atau dipaparkan oleh
seseorang yang mengaku Nabi.
Hal-hal
di luar kebiasaan tidak mustahil terjadi pada diri siapapun. Apabila
keluarbiasaan tersebut bukan dari seorang yang mengaku Nabi, hal itu tidak
dinamai mukjizat. Demikian pula sesuatu yang luar biasa pada diri
seseorang yang kelak bakal menjadi Nabi ini pun tidak dinamai mukjizat,
melainkan irhash.
3. Tantangan tersebut tidak mampu
atau gagal dilayani
Bila
yang ditantang berhasil melakukan hal serupa, ini berarti bahwa pengakuan sang
penantang tidak terbukti. Perlu digarisbawahi di sini bahwa kandungan tantangan
harus benar-benar dipahami oleh yang ditantang. Untuk membuktikan kegagalan
mereka, aspek kemukjizatan tiap-tiap Nabi sesuai dengan bidang keahlian
umatnya.
2
2. Pendapat para ulama’ tentang
mu’jizat Alqur’an
1. Abu Ishaq ibrahim an nizam dan
pengikutnya dari kaum syi’ah berpendapat, kemu’jizatan qur’an adalah dengan
cara sirfah (pemalingan). Arti sirfah dalam pandangannya adalah bahwa Allah
memalingkan orang orang arab untuk menantang qur’an ,padahal mereka sebenarnya
mampu menghadapinya. Maka pemalingan inilah yang disebut dengan mu’jizat. Namun
pendapat tentang sirfah ini batil dan ditolak oleh Alqur’an . dalam firmanNya
surat Al isra’ :88.
2. Imam fakhruddin,az zamlukany ,ibn
hazam berpendapat bahwa kemu’jizatan
Alqur’an karena fashafah dan balaghanya yang mencapai tingkat tinggi dan tidak
ada bandingannya.
3. Almarakasy berpendapat bahwa i’jaz
tersebut disebabkan ia memiliki unsur unsur keteraturan, kesinambungan ,dan
penyusunan yang berbeda dengan kaidah bahasa konvensional kalam arab.
4. Al khattabi berpendapat bahwa qur’an
itu mu’jizat karena ia datang dengan lafadz lafadz yang paling fasih dalam
susunan yang paling indah dan mengandung makna yang paling valid.
Kemukjizatan Al-Quran
dalam perspektif ilmiah kontemporer
Kebenaran ilmiah alqur’an , demikian
hasil yang kita peroleh dari mempelajari sejarah turunnya. Ini sesuai pula
dengan penegasan Al-Quran: Petunjuk bagi manusia, keterangan mengenai petunjuk
serta pemisah antara yang hak dan batil. (QS 2:185).
Jika demikian, apakah hubungan Al-Quran dengan ilmu pengetahuan? Berkaitan dengan hal ini, perselisihan pendapat para ulama sudah lama berlangsung. Dalam kitabnya Jawahir Al-Quran, Imam Al-Ghazali menerangkan pada bab khusus bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan yang terdahulu dan yang kemudian, yang telah diketahui maupun yang belum, semua bersumber dari Al-Quran Al-Karim. Anggaplah bahwa setiap ayat dari ke-6.226 ayat yang tercantum dalam Al-Quran (menurut perhitungan ulama Kufah) mengandung suatu teori ilmiah, kemudian apa hasilnya? Apakah keuntungan yang diperoleh dengan mengetahui teori-teori tersebut bila masyarakat tidak diberi “hidayah” atau petunjuk guna kemajuan ilmu pengetahuan atau menyingkirkan .
Jika demikian, apakah hubungan Al-Quran dengan ilmu pengetahuan? Berkaitan dengan hal ini, perselisihan pendapat para ulama sudah lama berlangsung. Dalam kitabnya Jawahir Al-Quran, Imam Al-Ghazali menerangkan pada bab khusus bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan yang terdahulu dan yang kemudian, yang telah diketahui maupun yang belum, semua bersumber dari Al-Quran Al-Karim. Anggaplah bahwa setiap ayat dari ke-6.226 ayat yang tercantum dalam Al-Quran (menurut perhitungan ulama Kufah) mengandung suatu teori ilmiah, kemudian apa hasilnya? Apakah keuntungan yang diperoleh dengan mengetahui teori-teori tersebut bila masyarakat tidak diberi “hidayah” atau petunjuk guna kemajuan ilmu pengetahuan atau menyingkirkan .
3
Ini menunjukkan bahwa kemajuan ilmu
pengetahuan tidak hanya dinilai dengan apa yang dipersembahkannya kepada masyarakat,
tetapi juga diukur dengan wujudnya suatu iklim yang dapat mendorong kemajuan
ilmu pengetahuan itu.
Dari
segi inilah kita dapat menilai hubungan Al-Quran dengan ilmu pengetahuan.
Di dalam Al-Quran tersimpul ayat-ayat yang menganjurkan untuk mempergunakan akal pikiran dalam mencapai hasil. Allah berfirman: Katakanlah hai Muhammad: “Aku hanya menganjurkan kepadanya satu hal saja, yaitu berdirilah karena Allah berdua-dua atau berdiri sendiri kemudian berfikirlah.(QS.36:36). Demikianlah Al-Quran telah membentuk satu iklim baru yang dapat mengembangkan akal pikiran manusia serta menyingkirkan hal hal yang dapat menghabatnya.
Di dalam Al-Quran tersimpul ayat-ayat yang menganjurkan untuk mempergunakan akal pikiran dalam mencapai hasil. Allah berfirman: Katakanlah hai Muhammad: “Aku hanya menganjurkan kepadanya satu hal saja, yaitu berdirilah karena Allah berdua-dua atau berdiri sendiri kemudian berfikirlah.(QS.36:36). Demikianlah Al-Quran telah membentuk satu iklim baru yang dapat mengembangkan akal pikiran manusia serta menyingkirkan hal hal yang dapat menghabatnya.
3. Macam macam mu’jizat
Secara
garis besar mu’jizat yang dii berikan kepada nabi muhammad dan Nabi nabi
lainnya dapat digolongkan kedalam dua jenis ,yakni:
·
Mu’jizat hissi adalah mu’jizat yang dapat dilihat secara kasat oleh mata ,didengar oleh telinga ,dirasa dan ditangkap oleh panca
indera. Mu’jizat macam ini adalah mu’jizat yang berlaku secara temporal yang
sesuai dengan kebutuhan. Mu’jizat nabi nabi terdahulu semuanya masuk pada tipe
yang pertama ini. Seperti tidak terbakarnya Ibrahim as.,berubahnya tongkat Musa
menjadi ular ,kisah memancarnya air dari tangan nabi Muhammad dan lain
sebagainya. Mu’jizat semacam ini sengaja di tunjukkan kepada manusia yang tak
mampu menggunakan akal pikiran dan kecerdasannya untuk menangkap keagungan
Allah.
·
Mu’jizat ma’nawi adalah mu’jizat yang tidak dicapai dengan
kekuatan panca indera semata ,tapi dicapai dengan kekuatan dan kecerdasan akal
fikiran. Hanya orang orang yanng mempunyai akal sehat dan kecerdasan tinggi,mempunyai
hati nurani serta berbudi luhur sajalah yang mampu menangkap dan memahami
kebesaran mu’jizat model ini.
4
Kedua
jenis mu’jizat ini diberikan kepada Nabi Muhammad dan Alqur’an mengandung
keduanya. Bahkan yang maknawi (aqli) jauh lebih besar porsinya dibandingkan
dengan yang hissi. Sebab alqur’an memang dipersiapkan untuk menghadapi dan
mengantisipasi serta mengendalikan segala zaman ,sebagai konsekuensi dari proses
kenabian dan kerasulan yang terhenti dan Muhammad seebagai khatam an nabiyyin.
Dengan
daya nalar akal manusia ,misteri misteri yang berhasil disingkap ooleh ilmu
pengetahuan modern hanyalah merupakan sebagian kecil dari fenomena jagat raya.
Hakikat hakikat yang tertinggi yang terkandung dalam misteri alam merupakan
bukti eksistensi sang pencipta dan perencananNya. Atas dasar inilah Albert
Enstein sebagaimana dinukil oleh Qurais shihab ,bahwa dia berujar : “Apa yang
terjadi, semua nya diwujudkan oleh suatu kekuatan yang Maha dahsyat lagi maha
mengetahui “. Itulah yang dikemukakan dan diisyaratkan oleh Alqur’an secara
global.
Segi-segi Kemukjizat Al-Qur'an
a. Gaya bahasa. Gaya bahasa Al-Qur’an
membuat orang Arab pada saat itu merasa kagum dan terpesona, bukan saja
orang-orang mukmin, tetapi juga bagi orang-orang kafir. Kehalusan ungkapan
bahasanya membuat banyak diantara mereka masuk Islam. Bahkan, Umar bin Khattab
pun yang mulanya dikenal sebagai orang yang paling memusuhi nabi Muhammad SAW,
dan bahkan berusaha membunuhnya, memutuskan masuk Islam dan beriman pada
kerasulan Muhammad hanya karena membaca petikan ayat-ayat Al-Qur-an. Susunan
Kalimat
b.
Hukum Illahi yang Sempurna. Al-Qur-an menjelaskan pokok-pokok aqidah,
undang-undang ekonomi, politik, sosial, serta hukum-hukum ibadah. Al-Qur-an
menggunakan dua cara tatkala menetapkan sebuah ketentuan hukum, yakni: Secara
global dan secara terperinci
c. Ketelitian Redaksinya . Ketelitian redaksi
Al-Qur-an bergantung pada hal berikut: Keseimbangan
antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya, keseimbangan jumlah bilangan
kata dengan sinonimnya/makna yang dikandungnya, keseimbangan jumlah bilangan
kata dengan jumlah kata yang menunjukan akibatnya, keseimbangan jumlah bilangan
kata dengan kata penyebabnya.
5
d.
Berita tentang Hal-hal yang Gaib
. Sebagaimana ulama mengatakan bahwa sebagian mukjizat Al-Qur'an itu adalah
berita gaib. Salah satu contohnya adalah Fir’aun, yang mengejar-ngejar Nabi
Musa. Hal ini, diceritakan dalam surat Yunus (10) ayat 92:
“Maka pada hari Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”
“Maka pada hari Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”
Pada ayat itu ditegaskan bahwa badan
Firaun akan diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran bagi generasi
berikutnya. Tidak seorang pun mengetahui hal tersebut karena telah terjadi
sekitar 1.200 tahun SM. Pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1896 di
lembah raja-raja Luxor Mesir, seorang ahli purbakala Loret menemukan satu mumi,
yang dari data-data sejarah terbukti bahwa ia Firaun yang bernama Muniftah
.
e.Isyarat-isyarat Ilmiah. Banyak
sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dala Al-Qur-an misalnya: Cahaya matahari
bersumber dari dirinya dan cahaya bulan merupakan pantulan. Terdapat dalam Q.S.
Yunus [10]: 5.
Kurangnya oksigen pada ketinggian
dapat menyesakan napas, hal ini terdapat pada surat Al-An’am [6]: 25. Dan
lain sebagainya.
6
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari makalah dapat di ambil
kesimpulan bahwa Al-Qur'an ini adalah Mukjizat terbesar yang diberikan
Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Kita tahu bahwa setiap Nabi diutus Allah selalu
dibekali mukjizat untuk meyakinkan manusia yang ragu dan tidak percaya
terhadap pesan atau misi yang dibawa oleh Nabi. Mukjizat ini selalu dikaitkan dengan
perkembangan dan keahlian masyarakat yang dihadapi tiap-tiap Nabi, setiap
mukjizat bersifat menantang baik secara tegas maupun tidak, oleh karena itu
tantangan tersebut harus dimengerti oleh orang-orang yang ditantangnya itulah
sebabnya jenis mukjizat yang diberikan kepada para Nabi selalu
disesuaikan dengan keahlian masyarakat yang dihadapinya dengan tujuan sebagai
pukulan yang mematikan bagi masyarakat yang ditantang tersebut.
7
DAFTAR
PUSTAKA
Alqattan,manna’
khalil.2009.Studi ilmu ilmu Alqur’an.Jakarta: PT. Pustaka litera antar
nusa.
Anwar,Rosihon.2004.Ulumul
Qur’an.Bandung: pustaka setia
Abdullah,
mawardi.2011. Ulumul Qur’an.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
8
ii